Memberi ketika dibutuhkan
oleh: (Anonymous - tidak diketahui)
Waktu itu, ketika saya masih seorang sukarelawan
yang bekerja di
sebuah rumah sakit, saya berkenalan dengan seorang
gadis kecil yang
bernama Liz,
seorang penderita satu penyakit serius yang sangat
jarang. Kesempatan
sembuh,
hanya ada pada adiknya, seorang pria kecil yang
berumur 5 tahun, yang
secara
mujizat sembuh dari penyakit yang sama.
Anak ini memiliki antibodi yang diperlukan untuk
melawan penyakit
itu. Dokter kemudian mencoba menerangkan situasi
lengkap medikal
tersebut
ke anak kecil ini, dan bertanya apakah ia siap
memberikan darahnya
kepada
kakak perempuannya. Saya melihat si kecil itu
ragu-ragu sebentar,
sebelum
mengambil nafas panjang dan berkata "Baiklah... Saya
akan melakukan hal
tersebut....
asalkan itu bisa menyelamatkan kakakku". Mengikuti
proses tranfusi
darah,
si kecil
ini berbaring di tempat tidur, disamping kakaknya.
Wajah sang kakak mulai memerah, tetapi Wajah si
kecil mulai pucat dan
senyumnya menghilang. Si kecil melihat ke dokter
itu, dan bertanya
dalam
suara
yang bergetar...katanya "Apakah saya akan langsung
mati dokter... ?"
Rupanya si kecil sedikit salah pengertian.
Ia merasa, bahwa ia harus menyerahkan semua darahnya
untuk
menyelamatkan
jiwa
kakaknya.
Lihatlah...bukankah pengertian dan sikap
adalah
segalanya....
Kembali ke Index Kumpulan
|